PERSEPSI
a.
Pengertian
Menurut Kartono (1987) persepsi
merupakan proses dimana seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu di dalam
lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya, pengetahuan, lingkungan
yang diperoleh melalui interpretasi indera. Kemudian
Sarlito Wirawan Sarwono (1991) menjelaskan persepsi sebagai kemampuan untuk membeda-bedakan,
mengelompokkan, memfokuskan. Thantawy (2005) menyatakan persepsi merupakan proses mengingat atau mengidentifikasi suatu objek dengan menggunakan pengertian. Sedangkan menurut Slameto
(1995) persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya informasi ke dalam
otak manusia.
Menurut Riggio (1990) persepsi merupakan proses kognitif baik lewat penginderaan, pandangan maupun penciuman dan perasaan yang kemudian ditafsirkan. Drever (dalam Susanti, 2003) persepsi adalah suatu
proses pengenalan atau identifikasi sesuatu dengan menggunakan panca indera.
Senada dengan itu Mar’at
(1981) menyatakan persepsi adalah suatu proses pengamatan seseorang yang
berasal dari suatu kognisi secara terus-menerus dan dipengaruhi oleh informasi
baru dari lingkungannya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan
persepsi adalah proses seseorang mengenal, menilai dan memberi makna terhadap
objek yang diamatinya dengan menyimpulkan dan menafsirkan pesan-pesan atau
informasi yang diterima melalui stimulus indrawi.
b.
Proses terjadi
Persepsi seseorang tentang suatu
objek tidak terbentuk dengan sendirinya akan tetapi melalui suatu proses.
Menurut Bimo Walgito (2004) persepsi terjadi melalui stimulus, stimulus mengenai indera, pengenalan terhadap objek, diolah dalam otak hingga menghasilkan suatu tanggapan dan penilaian terhadap objek. kemudian menurut Linda L Davidoff (1998) persepsi terjadi melalui 4 tahap kerja
sistem sensorik di otak yaitu pengenalan, pemberian energi dari satu bentuk ke
bentuk yang lain, penerusan, dan pengolahan informasi. Atkinson dan Hilgard (1991) menyatakan persepsi juga timbul karena adanya respon terhadap stimulus, stimulus yang diterima seseorang sangatlah kompleks, stimulus tersebut masuk ke dalam otak kemudian diartikan, ditafsirkan serta diberi makna melalui proses yang sangat rumit baru kemudian dihasilkan persepsi.
Selain pendapat tersebut persepsi
juga terjadi apabila stimulasi masuk ke sensori memori melalui panca indera,
sensori memori menerima informasi dan terjadi persepsi (www.mail-archive.com). Senada dengan pendapat tersebut persepsi juga timbul dari serangkaian pemikiran
yang mengkristal, pemikiran ini timbul dari beragam pengalaman yang mengesankan
baik itu pengalaman yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, apa yang
didengar, apa yang dilihat, dan pemikiran inilah yang menjadi dasar setiap
tindakan dan tindakan tersebut merupakan hasil dari persepsi ((http://fatamorgana-atom.org). Dalam
proses persepsi individu dituntut untuk memberikan penilaian terhadap suatu
objek, penilaian tersebut bersifat positif atau negatif, senang atau tidak
senang dan sebagainya.
Dari beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan proses terjadinya persepsi adalah melalui pengenalan siswa terhadap
objek, pemberian energi, penerusan, pengelohan terhadap informasi dalam bidang
pengembangan kehidupan sosial yang diterima melalui materi yang diberikan,
media, metoda dan waktu pelaksanaan layanan.
c.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Menurut Bimo Walgito (2004) persepsi
dipengaruhi oleh objek yang dipersepsi, alat indera, syaraf dan pusat susunan
syaraf, dan juga perhatian. Jalaludin Rachmat (2004)
menjelaskan persepsi seseorang dipengaruhi oleh kebutuhan atau kondisi
biologisnya, pengalaman yang menyeluruh terhadap objek-objek, sifat-sifat objek
dan cara memandang objek tersebut. Irwanto (1996) menyatakan beberapa
faktor yang memperngaruhi persepsi adalah perhatian, ciri ransangan, nilai dan
kebutuhan individu, dan pengalaman terdahulu. Selain itu Andi Mappiere
(1984) menjelaskan syarat suatu persepsi terjadi adalah faktor visi yaitu
intensitas perhatian dan jenis benda, faktor fisiologis yaitu pekerjaan organ
pengamatan dan faktor psikologis yang menyangkut sikap, perasaan, emosi dan
suasana di mana individu itu berada. Senada dengan pendapat di atas faktor yang
mempengaruhi persepsi menurut Mulyadi (1989) adalah orang yang membentuk
persepsi itu sendiri, stimulus yang berupa objek atau peristiwa, dan stimulus
dimana pembentukan persepsi itu terjadi baik tempat, waktu, maupun suasana.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan
persepsi seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pengalaman,
proses belajar, pengetahuan, perhatian, kebutuhan atau kondisi biologis serta
sikap terhadap objek yang dipersepsi.
Daftar Rujukan
Andi Mapierre. 1984. Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Surabaya: Usaha Nasional
Jalaludin Rachmad. 2004. Psikologi Komunikasi. Jakarta:
Gramedia.
Linda L. Davidoff. 1998.
Psikologi Suatu Pengantar. Edisi II. Jilid I. Jakarta: Erlangga
Thantawy. 2005. Kamus Istilah
Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Grasindo.
Sarlito Wirawan Sarwono. 2001. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kartini Kartono. 1996. Psikologi Umum. Bandung: Bandar Maju.
Slameto.
1995. Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan bergabung ke MEMBERS CCI untuk dapat meninggalkan komentar sahabat.Terima Kasih!